Jumat, 08 November 2013

Laporan Pendahuluan Hemoroid



A.Definisi
Hemoroid dalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan  keluhan     keluhan dan gejala – gejala.Varises atau perikosa : mekarnya pembuluh darah atau pena ( pleksus hemoroidalis ) sering terjadi pada  usia 25 tahun sekitar 15 %.
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales ( bacon) (Kapita Selekta Kedokteran).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik ( Buku Ajar Ilmu Bedah)
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena  pleksus hemoroidalis inferior atau superior, akibat peningkatan tekanan vena yang persisten ( Kamus Kedokteran Dorland)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdolatasi kanal anal. Hemoroid dibagi menjadi 2,   yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis suparior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai dengan  istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah).

B.Etiologi
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik
 kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
 a. Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis .
 b. Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis
 c. Tomur  intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.
2) Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan  organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya  hemoroid
Faktor faktor yang mungkin berperan :
a.Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya 
b.Anatomi
 Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga       darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
c.Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
* Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya      grapitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah .
* Gangguan devekasi miksi
* Pekerjaan yang mengangkat benda -  benda berat
* Tonus spingter ani yang kaku atau lemah
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid yitu :
1. adanya tomur intra abdpomen
2. kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh  perubahan hormonal
3. Menedan ,sewaktu partus .

C.Patofisiologi



HEMOROID


 



                     BENDUNGAN                              IDIOPATIK


 



PELEBARA VENA
HEMOROIDALIS


 


SUATU KELUHAN

Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorektal menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku (trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.

D.Klasifikasi
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid intern adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Sedangkan Hemoroid ekstern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terletak disebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus.
Hemoroid interna dikelompokan dalam empat derajat yaitu :
Derajat I     : Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri pada waktu defekasi.
Derajat II     : Menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedam ringan tetapi dapat masuk  kembali secara spontan
Derajat III   : Hemoroid menonjol saat mengedam dan harus didorong kembali sesudah defekasi
Derajat IV    : Merupakan hemoroid yang menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk kembali.
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai bentuk akut dan kronis :
Akut    : Berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan merupakan suatu hematoma walaupun disebut sebagai hemoroid thrombosis eksternal akut.
Kronis  : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan
 sedikit pembuluh darah.

E.Manifestasi Klinis
a.    Tanda
1)    Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama  hemoroid interna trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2)    Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b.    Gejala
1)    Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2)    Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3)    Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.
4)    Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan mucus.

F.Komplikasi
-           Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar.
-           Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
-           Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman –  kumannya.

G.Pemeriksaan Penunjang
-           laboratorium :
 > Eritrosit
>  Lekosit  
>  led
>  Hb
-           Diagnostik    :
 > Proktoskopy
 > Anoskop

H.Penatalaksanaan Medis
1 )  Operasi herniadektomy
2 )  Non operatif
-           Untuk derajat I dan II
           Diet tinggi serat untuk melancarkan BAB.
           Obat – obat suposituria untuk membantu pengeluaran BAB  dan untuk melunakan feces
           Anti biotik bila terjadi infeksi.
           Ijeksi skloretika ( Dilakukan antara mokosa dan  varises dengan harapan timbul fibrosis dan hemoroid lalu mengecil ).
           “ RubberBand Ligation “ yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastis kira – kira I minggu, diharapkan terjadi nekrosis
-           Untuk derajat III dan IV
Dapat dilakuakan
           Pembedahan
           Dapat dilakukan pengikatan atau ligation
           Dapat dilakukan rendam duduk
           Dengan jalan suntikan”Sklerotika” ujntuk mengontrol pendarahan dan kolaps (keluar) hemoroid interna yang kecil sampai  sedang.

Bila seorang datang dengan derajat IV tidak boleh langsung di lakukan oprasi, harus di usahakan menjadi derajat III dulu. Dengan cara duduk berendam dengan cairan PK 1/10.000 selama 15 menit, kemudian di kompres dengan larutan garam hipertonik sehingga edema keluar dan kotoran keluar. Biasanya setelah dua minggu akan menjadi derajat III.
Pada wanita hamil, karena akan sembuh setelah kehamilan berakhir, maka tidak perlu di adakan oprasi karena akan membahayakan janin dan varisesnya pun juga akan hilang. Bila ada perdarahan lakukan pengikatan sementara, setelah partus baru di adakan tindakan defenitif.

H.Penatalaksanaan Keperawatan
a.pengkajian
1 . Identitas pasien
2 . Keluhan utama
     Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan  pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
3 . Riwayat penyakit
-Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes
-Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
-Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
-Riwayat sosial .
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.

b.pemeriksaan fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel pada tempat tidur.
1.         Insfeksi
> Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus
> Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
 > Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman .
> Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).
2.         Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan  sarung tangan + vaselin dengan melakuakn rektal tucher, dengan  memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.

c.diagnosa keperawatn     
1.         Potensial gangguan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan  pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
 TUJUAN  : Terpenuhinyan kebutuhan nutrisi ditandai dengan tidak terdapat anemis, perdarahan terhenti dan BB tidak turun.
INTERVENSI
-           Observasi tanda-tanda anemis
Rasionalisasi :  Tanda – tanda anemis diduga adanya kekurangan zat besi (Hb       turun)
-           Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
Rasionalisasi :  Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga      tidak terjadi perdarahan.
-           Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya.
Rasionalisasi : Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien     dalam meningkatkan keadaan penyakitnya.
-           Beri kompers es pada daerah terjadinya perdarahan
Rasionalisasi :   Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara periodik
-           Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter
Rasionalisasi :          Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang memerlukan penilayan terhadap respon obat tersebut secara periodik

2.         Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa  nyeri dan gatal pada daerah anus

      TUJUAN :   Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria nyeri berkurang rasa gatal    berkurang massa mengecil.
INTERVENSI :
-           Berikan randam duduk
Rasionalisasi :  Menurunkan ketidak nyamanan lokal, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan.
-           Berikan pelicin pada saat mau BAB
Rasionalisasi : Membantu dalam melancarkan defikasi sehingga tidak perlu mengedan.
-           Beri diet randah sisa
Rasionalisasi :  Mengurangi rangsangan anus dan melemahkan feses.
-           Anjurkan pasien agar jangan bannyak berdiri atau duduk ( harus dalam keadaan seimbang)
Rasionalisasi :  Gaya gravitasi akan mempengaruhi timbulnya hemoroid dan    duduk dapat meningkatkan tekanan intra abdomen.
-           Observasi keluhan pasien
Rasionalisasi : Membantu mengevaluasi derajat ketidak nyamanan dan ketidak efektifan tindakan atau menyatakan terjadinya komplikasi
-           Berikan penjelasan tentang timbulnya rasa nyeri dan jelaskan dengan singkat
Rasionalisasi : Pendidikan tentang hal tersebut membantu dalam keikut sertaan pasien untuk mencegah / mengurangi rasa nyeri.
-           Beri pasien suppositoria
Rasionalisasi : Dapat melunakan feces dan dapat mengurangi pasien agar tidak mengejan saat defikasi

3.         Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal
TUJUAN : Terjaga kebersihan anus dengan kriteria tidak terjadi infeksi tidak            terjadi gatal - gatal
INTERVENSI :
-           Berikan  sit bath dengan larutan permagan 1 / 1000 % pada pagi dan sore hari. Lakukan digital ( masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan )
Rasionalisasi : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya penyembuhan prolaps .
-           Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
Rasionalisasi :   Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada anus
-           Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
Rasionalisasi : Pengetahuan tentang cara membersihkan anus  membantu     keikut sertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.

Post operatif:
1.         Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
TUJUAN  : Terpenuhinya rasa nyaman dengan kriteria tidak terdapat rasa nyeri,    dan pasien dapat melakukan aktivitasd ringan.
INTERVENSI :
-           Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.
      Rasionalisasi : Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa      kontrol.
-           ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik
      Rasionalisasi : Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian    balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi    eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
-           latihan jalan sedini mungkin
Rasionalisasi : Dapat menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi
-           Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan
       Rasionalisasi : Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya    infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.
-           Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)
       Rasionalisasi : Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan
-           Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa keluar).
Rasionalisasi :  Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat    pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.

2.         Potensial terjadinya infeksi pada luka  berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
      TUJUAN : Tidak terjadinya dengan kriteria tidak terdapat tanda-tanda radang      luka mengering
INTERVENSI :
-           Observasi tanda vital tiap 4 jam
 Rasionalisasi : Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang    berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut.
-           Obserpasi balutan setiap 2    4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.
Rasionalisasi : Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.
-           Ganti balutan dengan teknik aseptik
Rasionalisasi :  Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang
-           Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi
Rasionalisasi :    Untuk mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.
-           Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup
Rasionalisasi : Dapat mengurangi ransangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defikasi.

3.         Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
TUJUAN :Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
INTERVENSI :
-           Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.
Rasionalisasi: Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien     dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
-           Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya
Rasionalisasi: Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya.
-           Berikan rendam duduk sesuai pesanan
Rasiopnalisasi: Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps).
-           Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.
Rasionalisasi:  Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.
-           Berikan balutan
Rasionalisasi :   Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.
-           Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.
Rasionalisasi :  Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius.
-           Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak feces dan makanan laksatif alami.
Rasionalisai :   Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.
-           Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.
Rasionalisasi : Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan tegangan otot.